TEMPO.CO,
Palo Alto
- Limbah plastik sangat sulit terurai secara alami. Tumpukan plastik di
tempat pembuangan akhir sampah bisa menghabiskan jutaan tahun untuk
terdegradasi. Larva kumbang hitam (
Tenebrio molitor), yang dikenal sebagai
mealworm atau ulat Hong Kong, bisa menjadi solusi atas masalah itu. Menurut para peneliti dari Beijing dan California,
mealworm bisa mengurai plastik dengan memakannya.
Larva kumbang itu bahkan enteng saja mengunyah
styrofoam, jenis plastik yang memiliki beragam fungsi, dari gelas hingga kemasan. “Hasil studi kami menunjukkan
mealworm benar-benar memakan
styrofoam dan mencernanya dalam usus mereka,” kata Wei-Min Wu, ahli teknik lingkungan dari Stanford University, seperti ditulis
Reuters, Rabu, 4 November 2015.
Larva itu tak mengalami masalah saat mengkonsumsi
sytrofoam
dan jenis plastik lain. Mereka malah mendapat energi dari proses
mencerna plastik. Hasil pengujian menunjukkan kondisi kesehatan mereka
pun tak berbeda dengan
mealworm yang memakan kulit gandum.
Temuan lain yang mengagetkan para peneliti,
mealworm
dengan cepat bisa mengubah plastik yang selama ini diperkirakan sangat
sulit terurai lewat proses biologis. “Prosesnya sangat cepat, kurang
dari 24 jam material itu berubah menjadi karbon dioksida,” ujar Wu.
Larva
kumbang hitam mendapat bantuan dari enzim yang dikeluarkan mikroba usus
mereka. Ibarat godam penghancur dinding, enzim-enzim itu sangat kuat
mengurai plastik. “Enzim ini sangat menarik, mereka menjadi alat kunci
dalam proses penghancuran plastik,” kata Craig Criddle, profesor teknik
lingkungan dari Stanforf University.
Para peneliti kini tengah meneliti
mealworm
lebih lanjut dan mencari tahu apakah ada serangga lain yang memiliki
kekuatan mencerna plastik. Riset ini bisa menjadi opsi untuk mengatasi
masalah plastik yang menggunung. “Ini isu besar karena kita semakin
kekurangan tempat pembuangan, terutama di area yang berpenduduk padat,”
kata Criddle. “Sampah plastik juga sudah mencemari lautan.”
Limbah
plastik yang semakin banyak terus mendera bumi. Laporan dari Ocean
Conservancy, September lalu, menyebutkan 60 persen limbah plastik yang
lolos ke laut berasal dari lima negara, yaitu Cina, Indonesia, Filipina,
Thailand, dan Vietnam.
Laporan di jurnal
Science,
Februari lalu, menunjukkan Cina merupakan penghasil limbah plastik
terbesar di dunia sebanyak 8,8 juta ton. Sedangkan Indonesia ada di
posisi kedua dengan menghasilkan sekitar 3,2 juta ton sampah plastik per
tahun.
Copas dari : http://tekno.tempo.co/read/news/2015/11/05/061716162/peneliti-kaget-ulat-hong-kong-bisa-mencerna-limbah-plastik
Read More