Ternak dan Jual Kroto, Ulat Hongkong dan Jangkrik

Monday, January 18, 2016

Manfaat Ulat Hongkong untuk Mengatasi Serangan Hama Pengerek Batang Padi

Manfaat Ulat Hongkong selain sebagai pakan burung adalah untuk Pengembangbiakan NPS (Nematoda Patogen Serangga). NPS ini digunakan untuk mengatasi serangan hama pengerek batang padi. NPS adalah nematode, hewan golongan cacing yang sangat-sangat kecil. Karena begitu kecilnya tidak bisa kita melihatnya dengan mata telanjang. Nematoda ini adalah parasit bagi ulat serangga. Ulat yang diserang oleh nematode ini akan ‘sakit,klenger’, dan akhirnya mati mengenaskan. Oleh karena kemampuannya itu, kita bisa minta bantuan pada para pasukan NSP ini untuk membasmi hama-hama ulat pengerek batang padi yang sangat mengganggu tanaman padi.
Adapun Alat yang diperlukan:
a. Bak plastik yang tutupnya diberi jendela dan ditutup kain kassa. Fungsi jendela ini untuk aerasi.
b. Kertas merang atau kertas saring atau kertas tissue. Manfaatnya untuk menyerap air dan menjaga kelembaban.
c. Alat gelas kecil
d. Kain kecil yang bersih
e. Pinset jika ada
f. Botol untuk menampung NPS
Sedangkan Bahan-bahan yang diperlukan antara lain:
a. Bibit/kultur NPS
b. Ulat hongkong, biasa tersedia di toko penjual makanan burung
c. Pelet untuk pakan ulat hongkong.
d. Air bersih, bisa pakai air mineral

Cara kerja:
  1. Siapkan Bibit NPS. Bibit NPS diperoleh dari balai/puslit/universitas yang memiliki kultur stok ini. Bibit ini sekali saja membelinya, setelah itu bisa dipelihara sendiri dan dipakai terus menerus.
  2. Kemudian Siapkan bak plastik kecil yang ditutupnya telah diberi jendela.
  3. Letakkan lembaran kertas merang/tissue ke dalam bak plastik.
  4. Tuangkan air kultur NPS ke di atas kertas hingga basah. Sisa air dimasukkan kembali ke dalam botol.
  5. Kertas dibasahi dengan kultur NPS hingga seluruh kertas basah oleh air  dan kemudian Ulat hongkong diletakkan di atas kertas.
  6. Ulat hongkong diletakkan ke dalam bak yang sudah ada NPS-nya.
  7. Dengan cara ini maka nematode akan menginfeksi ulat hongkong. Nematoda akan berkembang biak di dalam inang itu sehingga akhirnya ulat mati. Jangan lupa diberi sedikit pellet untuk makanan ulat hongkong.
  8. Bak plastik ditutup dan diinkubasi selama 2 hari.
  9. Dalam waktu 2 hari, ulat yang terinfeksi akan mati. Ulat yang mati karena terinfeksi nematode berwarna coklat cerah. Ulat mati yang berwarna hitam atau coklat tua bukan mati karena infeksi nematoda.
  10. Siapkan bak lain untuk tempat panen nematoda. Dalam bak itu diletakkan tempat alas gelas kecil yang diletakkan dalam posisi terbalik. Tambahkan air di dalam bak tersebut. Kemudian tutup alas gelas dengan kain putih bersih. Basahi juga kain tersebut.
  11. Ulat yang mati karena nematode dipilih dan dipisahkan dari ulat-ulat yang lain. Ulat-ulat tersebut diletakkan di atas kain yang telah disiapkan sebelumnya.
  12. Ulat mati terinfeksi nematoda di atas kain basah.
  13. Kemudian ulat ini dibiarkan hingga 21 hari. Nematoda akan berkembang biak di dalam tubuh inang. Ketika cairan tubuh inang mulai habis, nematode akan keluar dari tubuh inang dan akan mengikuti air ke bawah nampan. Pada hari ke-16 nematoda akan mulai keluar. Hal ini ditunjukkan dengan air yang mulai keruh. Pindahkan air yang telah keruh ini ke dalam botol penyimpanan. Tambahkan lagi air ke dalam bak plastik. Ulat akan keluar lagi pada hari ke-18 dan 21. Setelah 21 hari ulat sudah kering dan nematode sudah tidak lagi ada di dalam ulat.
  14. Hasil Nematoda di simpan di dalam botol sebelum dipakai.
  15. Satu botol NPS dilarutkan untuk 2 tangki penyemprot. NPS ini siap disemprotkan ke padi di lahan pertanian.
Reff : https://fachrisuryari.wordpress.com/2013/02/12/budidaya-ulat-hongkong/

0 komentar:

Post a Comment

© Kroto UKJ Panjalu, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena